Guru Gatra, Guru Wilangan, dan Guru Lagu

Dalam tembang macapat dikenal aturan dalam menuliskannya yang nantinya akan diucapkan dalam sebuah tembang. Macapat memiliki tiga aturan dalam syairnya, yaitu Guru Gatra, Guru Wilangan, dan Guru Lagu. Penjelasannya sebagai berikut:

Penjelasan Guru Gatra, Guru Wilangan, dan Guru Lagu

1. Apa Itu Guru Gatra?

Dalam tembang macapat, Guru Gatra adalah aturan atau ketentuan yang mengatur jumlah baris (larik) dalam setiap bait tembang.

  • Kata “guru” berarti aturan/pedoman.
  • Kata “gatra” berarti baris atau larik.

Jadi, Guru Gatra adalah aturan jumlah larik yang harus ada dalam satu bait tembang macapat.


Hubungan Guru Gatra dengan Unsur Tembang Macapat

Dalam macapat, ada tiga aturan utama:

  1. Guru Gatra → jumlah baris dalam satu bait.
  2. Guru Wilangan → jumlah suku kata pada setiap baris.
  3. Guru Lagu → bunyi vokal akhir di setiap baris.

Guru Gatra adalah yang paling mendasar karena menentukan struktur bait tembang.


Contoh Guru Gatra pada Beberapa Tembang Macapat

Berikut contoh Guru Gatra dari beberapa jenis tembang macapat:

Jenis TembangGuru GatraKeterangan
Maskumambang4 gatraSatu bait terdiri dari 4 baris
Mijil6 gatraSatu bait terdiri dari 6 baris
Kinanthi6 gatraSatu bait terdiri dari 6 baris
Sinom9 gatraSatu bait terdiri dari 9 baris
Asmaradana7 gatraSatu bait terdiri dari 7 baris
Gambuh5 gatraSatu bait terdiri dari 5 baris
Dhandhanggula10 gatraSatu bait terdiri dari 10 baris
Pangkur7 gatraSatu bait terdiri dari 7 baris
Durma7 gatraSatu bait terdiri dari 7 baris
Megatruh5 gatraSatu bait terdiri dari 5 baris
Pocung4 gatraSatu bait terdiri dari 4 baris

Kesimpulan

  • Guru Gatra adalah jumlah baris dalam satu bait tembang macapat.
  • Tiap jenis tembang memiliki Guru Gatra yang berbeda.
  • Guru Gatra penting karena menjadi kerangka dasar sebuah tembang sebelum diisi dengan jumlah suku kata (guru wilangan) dan bunyi vokal (guru lagu).

2. Apa Guru Wilangan?

Dalam tembang macapat, Guru Wilangan adalah aturan jumlah suku kata (wilanganing wanda) pada setiap baris (gatra) tembang.

Aturan ini wajib dipatuhi agar tembang tetap sesuai dengan pakemnya. Jika jumlah suku kata tidak sesuai, maka tembang dianggap ora trep (tidak tepat).


Unsur Penting dalam Macapat

Dalam setiap tembang macapat, ada tiga aturan pokok yang harus diikuti:

  1. Guru Gatra → jumlah baris dalam satu bait
  2. Guru Wilangan → jumlah suku kata tiap baris
  3. Guru Lagu → jatuhnya vokal terakhir pada setiap baris

Guru Wilangan berfokus hanya pada jumlah suku kata.
Misalnya, tembang Pangkur memiliki guru wilangan sebagai berikut:

Guru Wilangan Pangkur:
8 – 11 – 8 – 7 – 12 – 8 – 8

Artinya:

  • Baris pertama harus terdiri dari 8 suku kata
  • Baris kedua harus terdiri dari 11 suku kata
  • Baris ketiga harus terdiri dari 8 suku kata
  • dan seterusnya…

Contoh Praktis

Contoh potongan tembang Pangkur:

“Pangkur tanpa nganggo wastra”

Hitung suku kata:
Pang-kur (2) tan-pa (2) ngang-go (2) was-tra (2) → total 8 suku kata

Jadi, baris ini sesuai dengan guru wilangan baris pertama Pangkur (8 suku kata).

Kesimpulan

Guru Wilangan adalah aturan jumlah suku kata tiap baris dalam tembang macapat. Fungsinya menjaga keteraturan dan keindahan tembang. Guru wilangan tidak boleh dilanggar karena akan merusak pakem dan irama tembang.

3. Apa itu Guru Lagu?

Dalam kesusastraan Jawa, tembang macapat memiliki aturan yang ketat agar syairnya terdengar indah dan memiliki makna mendalam. Salah satu unsur terpenting dalam tembang macapat adalah guru lagu.

Pengertian Guru Lagu

Guru lagu adalah aturan tentang vokal (bunyi akhir) pada setiap baris atau larik tembang macapat.
Dengan kata lain, guru lagu menentukan huruf hidup (vokal) yang harus digunakan pada suku kata terakhir setiap baris.

Guru lagu menjadi pedoman agar tembang memiliki irama yang serasi dan terdengar padu ketika dilagukan.

Contoh huruf hidup (vokal) yang digunakan:

  • a
  • i
  • u
  • e pepet (ê)
  • e taling (é)
  • o

Fungsi Guru Lagu

Guru lagu berfungsi untuk:

  1. Menjaga harmoni bunyi – sehingga tembang terdengar merdu.
  2. Membedakan jenis tembang – tiap macapat punya pola guru lagu yang berbeda.
  3. Menjadi panduan penulis – agar penulis bisa menyusun syair sesuai aturan.

Contoh Guru Lagu dalam Macapat

Mari kita ambil contoh tembang Pangkur:

BarisGuru Wilangan (Jumlah Suku Kata)Guru Lagu (Vokal Akhir)
18a
211i
38u
47a
512u
68a
78i

Artinya, baris pertama tembang Pangkur harus diakhiri dengan vokal a, baris kedua dengan vokal i, dan seterusnya.


Perbedaan dengan Guru Wilangan

Banyak yang masih bingung antara guru lagu dan guru wilangan.

  • Guru wilangan → aturan jumlah suku kata dalam setiap baris.
  • Guru lagu → aturan vokal akhir setiap baris.

Keduanya berjalan beriringan agar tembang macapat tetap indah, berirama, dan sesuai pakem.


Kesimpulan

Guru lagu adalah aturan vokal akhir dalam setiap baris tembang macapat. Aturan ini menjadi salah satu ciri khas tembang macapat selain guru wilangan. Dengan mengikuti guru lagu, tembang akan terdengar indah dan tetap sesuai pakem tradisi Jawa.

Tabel Guru Gatra, Guru Wilangan, dan Guru Lagu tembang Macapat

Agar anda lebih mudah memahami, di bawah ini kami lampirkan ketiganya dalam sebuah tabel, sehingga memudahkan anda untuk membedakan setiap tembang macapat:

NO.TEMBANG GURU GATRAGURU WILANGANGURU LAGU
1Dhandhanggula1010 10 8 7 9 7 6 8 12 7i a e u i a u a i a
2Maskumambang412 6 8 8i a i a
3Sinom98 8 8 8 7 8 7 8 12a i a i i u a i a 
4Kinanthi66 6 6 6 6 6u i a i a i
5Asmarandhana78 8 8 8 7 8 8i i e a a u a
6Durma712 7 6 7 8 5 7a i a a i a i
7Pangkur78 11 8 7 12 8 8a i u a a i
8Mijil610 6 10 10 6 6i o e i i u
9Pocung412 6 8 12u a i a
10Gambuh57 10 12 8 8u u  i u o
11Megatruh512 8 8 8 8u i u i o