Lagu “Anting-Anting” merupakan salah satu tembang Jawa yang populer, diciptakan oleh maestro campursari, Manthous. Lagu ini mengisahkan tentang sepasang anting yang menjadi simbol cinta dan kerinduan mendalam. Liriknya yang puitis dan penuh makna, dipadukan dengan melodi yang syahdu, berhasil menyentuh hati para pendengarnya.
Makna Mendalam di Balik Lirik
Keindahan Syair Jawa
Lagu “Anting-Anting” menggunakan bahasa Jawa yang indah dan penuh kiasan, sehingga menambah kedalaman makna dan keindahan lagu ini. Penggunaan kata-kata seperti “kembang cempoko”, “lintange wluku”, dan “radyan permadi” menciptakan suasana romantis dan melankolis yang khas Jawa.
Popularitas dan Warisan Budaya
Lagu “Anting-Anting” telah dinyanyikan oleh berbagai penyanyi campursari ternama, dan terus digemari oleh masyarakat Jawa hingga kini. Lagu ini menjadi bagian penting dari warisan budaya Jawa, yang kaya akan nilai-nilai luhur dan keindahan seni.
Kesimpulan
Lagu “Anting-Anting” bukan sekadar lagu cinta biasa. Melalui liriknya yang puitis dan melodi yang menyentuh, lagu ini berhasil menyampaikan pesan universal tentang cinta, kerinduan, dan kesetiaan. “Anting-Anting” adalah bukti keindahan syair Jawa, yang mampu mengungkapkan perasaan manusia yang paling dalam dengan cara yang begitu indah dan bermakna.
Judul lagu: Anting-anting
Ciptaan: Manthous
Laras: Pelog 6
Ting anting mbang cempaka
tondo moto soko seliramu
Ting anting tondo tresna
lahir bathin sineksih lintange wluku
Ling eling dek semono
rembulane ketutupan mego
gawe kekesing ati
nganti anti tekane radyan permadi (si jantung hati)
[Reff: 2X]
Anting-anting dhek kembang cempoko
woheing aren mbokyo eling dhok semono
Emprit gantil menclok ning witing pari
tansih gumantil ono njero ning ati
Ting anting ‘mbang cempoko
tondo moto ugo tanda tresno
Ling eling dek semono
yen ra nyandhing rasane ning ati gelo