“Kicir-kicir” bukanlah sekedar judul lagu daerah populer dari DKI Jakarta, melainkan cerminan kaya akan budaya Betawi yang semarak. Lagu ini, dengan liriknya yang berbentuk pantun, menggambarkan tradisi lisan masyarakat Betawi yang gemar berbalas pantun. Kesenian ini, yang konon dipengaruhi oleh budaya Melayu dan Tionghoa, menjadi bukti nyata akan kemajemukan budaya Betawi.
Lebih dari sekadar hiburan, “Kicir-kicir” juga sarat akan pesan moral. Liriknya mengajak pendengar untuk menjalani hidup dengan semangat dan keceriaan, meski dihadapkan dengan tantangan. Lagu ini juga menekankan pentingnya kerja keras dan memberikan manfaat bagi sesama.
“Kicir-kicir” terus bergema lintas generasi, berkat iramanya yang riang dan liriknya yang mudah diingat. Awalnya diiringi oleh orkes tanjidor, lagu ini kini telah diaransemen dalam berbagai gaya musik, mulai dari pop hingga hip-hop, menjadikannya semakin relevan bagi generasi muda.
Popularitas “Kicir-kicir” juga tak lepas dari perannya sebagai lagu anak-anak. Liriknya yang sederhana dan pesan moralnya yang positif menjadikannya pilihan tepat untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya kepada generasi penerus.
Kini, “Kicir-kicir” telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia. Lagu ini menjadi simbol semangat kebersamaan dan kegembiraan, mengingatkan kita akan kekayaan budaya Betawi yang harus terus dilestarikan.
Judul lagu : Kicir kicir
Asal : Jakarta
Kicir kicir, ini lagunya
Lagu lama ya tuan, dari Jakarta
Saya menyanyi ya tuan, memang sengaja
Untuk menghibur, menghibur hati yang duka
Burung dara, burung merpati
Terbang cepat ya tuan, tiada tara
Bila lah kita ya tuan, suka menyanyi
Badanlah sehat ya tuan, hati gembira
Kicir kicir, enak lagunya
Dari dulu ya nona, sampai sekarang
Saya menyanyi ya nona, memang sengaja
Untuk menghibur, menghibur semua orang